Konsultan Manajemen dan SOP

Pentingnya Komitmen Organisasi

Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk mengikuti perkembangan agar mampu bertahan terhadap kondisi pasar dengan sumber daya yang dimiliki. Sumber daya tersebut harus dimanfaatkan secara optimal sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan untuk menjadi daya saing yang kuat bagi perusahaan. Oleh karena itu, perlu strategi jitu untuk mempertahankan posisi perusahaan pada eksistensinya.

Visi, Misi, dan strategi bukan merupakan suatu hal yang asing. Hampir semua perusahaan pasti memiliki ketiga hal tersebut. Sebab tanpa ketiganya perusahaan akan kehilangan arah. Visi, Misi, dan strategi merupakan suatu hal yang strategis. Dalam arti, hal tersebut merupakan sesuatu yang bersifat jangka panjang. Ketiga hal itu merupakan tugas para Top Manajemen untuk memikirkannya secara matang dan merumuskannya secara jelas. Top Manajemen harus menelaah kembali akan tujuan perusahaan didirikan dan ke arah mana perusahaan ingin dibawa, sehingga, harus dipikirkan juga strategi-strategi jitu untuk menangkap peluang dan menghadapi tantangan perusahaan kedepannya.

Selain strategis tentunya ada operasional. Strategis dan operasional merupakan dua hal yang berbeda, namun harus selaras agar perusahaan dapat meraih keberhasilan. Jadi, yang perlu dipikirkan oleh Top Manajemen adalah mimpi-mimpi dan harapan yang dicita-citakan untuk perusahaan dan mampu direalisasikan oleh karyawan melalui aktivitas-aktivitas rutin. Dengan begitu, keberhasilan yang diraih mampu dikatakan sebagai goals terencana.

Kesuksesan dan pencapaian perusahaan tidak luput dari keterlibatan Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan, sebab kebutuhan operasional dapat terpenuhi hanya jika dijalankan oleh SDM atau karyawan perusahaan. Sehingga apabila mimpi-mimpi Top Manajemen untuk perusahaan tidak dapat diwujudkan oleh operasional perusahaan, maka mimpi tersebut hanya akan menjadi angan-angan yang tidak terealisasikan.

Baca Juga : SURVEY KEPUASAN PELANGGAN 

Karena itu, dalam hal ini SDM menjadi suatu hal yang penting dan harus diperhatikan oleh perusahaan. Tanpa adanya SDM, operasional perusahaan tidak akan berjalan. Namun, dengan catatan sistem operasional perusahaan juga harus  dirancang dengan benar, dan operasional yang menjalankan harus SDM yang berkualitas. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mempertahankan dan mencari SDM yang berkualitas demi pencapaiaan keberhasilan perusahaan.

Untuk mempertahankan SDM di perusahaan bukan suatu hal yang mudah. Apalagi saat ini banyak perusahaan yang memberikan penawaran lebih baik dan lebih menggiurkan untuk calon karyawan. Karyawan pun akan lebih tertarik untuk bekerja di tempat lain apabila di tempat kerja yang sekarang belum dapat memenuhi kebutuhannya. Hal ini merupakan tugas penting bagi perusahaan untuk mampu menumbuhkan komitmen organisasional pada karyawan untuk menjadi loyal dengan perusahaan dan enggan untuk meninggalkan pekerjaannya.


                                    Baca Juga : ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI


Menurut Robbins dan Judge, komitmen organisasional adalah suatu tingkat dimana seorang karyawan memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Adapun beberapa bentuk komitmen organisasional (Robbins dan Judge, 2008), yaitu:


a.     Komitmen Afektif
Komitmen afektif memiliki perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya. Seseorang yang memiliki komitmen afektif menunjukkan tingkat dimana tujuan individu dan nilai menyatu dengan organisasi yang diperkirakan secara langsung mempengaruhi keinginan individu untuk tetap tinggal dalam organisasi, sehingga karyawan yang masih bergabung dengan organisasi karena memiliki keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi dapat dikatakan memiliki afektif yang tinggi.

b.     Komitmen continuance
Seseorang yang memiliki komitmen continuance akan bertahan apabila merasa adanya nilai ekonomi ketika bertahan di organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut. Sehingga, seorang karyawan akan berkomitmen pada organisasi apabila adanya kompensasi yang tinggi dan apabila mengundurkan diri akan menghancurkan keluarganya.
c.     Komitmen normatif
Seseorang yang memiliki komitmen normatif merasa mempunyai kewajiban untuk bertahan dalam organisasi karena alasan moral atau etis.


Meskipun ada berbagai macam komitmen organisasional, namun ketiganya merupakan hal penting bagi perusahaan. Karena tak dapat dipungkiri, jalannya sebuah perusahaan adalah karena keterlibatan SDM, maka SDM harus dipertahankan dan khususnya SDM berkualitas. Perusahaan perlu melakukan identifikasi terkait hal-hal yang mempengaruhi komitmen organisasional agar komitmen organisasional tertanam di tiap-tiap individu, karena ketika seorang karyawan memiliki komitmen organisasional yang tinggi, maka hal tersebut akan mempengaruhi produktivitas kerja dan selanjutnya akan berdampak baik pada produktivitas organisasi.


Cognoscenti Consulting Group sebagai perusahaan konsultansi bidang manajemen, memiliki banyak pengalaman dalam membantu organisasi dalam meningkatkan kinerja organisasi melalui perbaikan proses kerja. Kami selalu berusaha memberikan pelayanan yang lebih baik mulai dari penyusunan strategi hingga proses implementasi di tingkat operasional dan audit untuk menemukan perbaikan. Jika ada hal yang ingin anda diskusi dengan kami, silahkan jangan segan untuk menghubungi Cognoscenti Consulting Group. www.ccg.co.id / 021. 29022128


Previous
Next Post »