Organisasi bisnis pada era sekarang ini mendapatkan tantangan
yang sangat besar dengan adanya berbagai macam permasalahan dan juga kemajuan
teknologi. Dengan permasalahan dan juga kemajuan yang ada, berarti setiap
organisasi dituntut untuk dapat berkompetisi dan meningkatkan daya saingnya
agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan bertahan di era yang semakin canggih
dengan kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi. Kemampuan organisasi
untuk berkompetisi dan mengikuti perkembangan teknologi, informasi, dan
komunikasi pastinya perlu dukungan dari individu-individu yang ada di dalam
organisasi tersebut. Seperti yang disebutkan oleh Ducker (1992), bahwa pada
saat ini kita berada pada zaman revolusi komunikasi, dan berarti bahwa
organisasi harus memiliki pengetahuan eksplisit (know how) dan pengetahuan tasit (know
why). Serta ilmu yang dimiliki oleh setiap individu di dalam organisasi
adalah kunci keberhasilan untuk meningkatkan kesejahteraan organisasi dan kesejahteraan
para individu di dalamnya.
Individu
yang merupakan asset terbesar di dalam perusahaan dituntut dapat terus belajar
untuk mengembangkan karakter pribadi dan juga memberdayakan keseluruhan potensi
yang dimiliki yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap kemajuan
organisasi. Ketika organisasi mendukung dengan aktif seluruh proses
pembelajaran dan juga eksplorasi pengetahuan yang dilakukan oleh individu yang
ada di dalamnya, maka organisasi tersebut dapat dikatakan sebagai organisasi
pembelajar. Organisasi Pembelajar adalah organisasi yang mampu mendorong
individu di dalamnya untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensi diri
sehingga para individu yang ada di dalamnya dapat mendorong organisasi untuk
terus maju dan berkembang. Pedler, Boydell dan Burgoyne mendefinisikan bahwa
organisasi pembelajar adalah sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran
dari seluruh anggotanya dan secara terus menerus mentransformasikan diri.
Sedangkan Marquardt
mengartikan organisasi pembelajar adalah organisasi yang anggotanya mempunyai
kemampuan dan keinginan belajar yang tinggi dan dilakukan bersama untuk
memperbaiki kinerja secara berkelanjutan.
Sebagai organisasi pembelajar,
suatu organisasi harus dapat mendorong para anggotanya untuk terus beradaptasi
untuk menghadapi setiap perubahan lingkunagan dan kemajuan yang ada. Peter
Senge (1992) menyebutkan untuk menjadi organisasi pembelajar, organiasi dapat
mengaplikasikan lima disipin ilmu atau yang sering dikenal dengan The Fifth Discipline, yaitu penguasaan
pribadi, membagi visi, model mental,
berfikir sitem, dan pembelajaran kelompok.
1.
Personal
Mastery / Penguasaan Pribadi
Organisasi hanya dapat berkembang apabila para
anggota yang berada di dalamnya memiliki keinginanan dan kemampuan untuk terus
belajar. Dengan disiplin penguasaan pribadi berarti individu di dalam
organisasi terus memfokuskan diri untuk meningkatkan kemampuan dan kapabilitas
diri dengan belajar dan memfokuskan energi untuk terus menerus memperdalam visi
pribadi. Disiplin ini sangat diperlukan, karena untuk tetap dapat bersaing di
era global, perusahaan harus memiliki anggota yang memiliki kompetensi yang
tinggi.
2.
Mental Model / Model
Mental
Mental model merupakan suatu disiplin yang menggambarkan
proses penilaian pribadi berdasarkan asumsi dan generaliasai yang ditangkap
yang dapat mempungaruhi individu dalam melakukan sebuah tindakan dan
pengambilan keputusan. Disiplin mental model ini melatih individu untuk dapat
mengkomunikasikan pemikiran atau asumsi secara efektif sehingga dapat
mempengaruhi orang lain.
3.
Shared
Vision / Membagi visi
Disiplin ini menggambarkan begitu besar dan
pentingnya peranan seorang pemimpin sebagai penentu arah organisai. Membagi
tujuan orgnisasi dengan cara mengkomunikasikannya kepada seluruh anggota
organisasi yang ada di dalamnya adalah tugas penting pemimpin. Karena dengan
mengkomunikasi visi organisasi, pemimpin sudah menumbuhkan kesadaran jangka
panjang para anggota organisasi untuk terus maju dan berkembang.
4.
Team
Learning / Pembelajaran Kelompok
Dengan adanya proses pembelajaran secara
bersama-sama, organisasi telah mempererat ikatan bagi seluruh anggota
didalamnya dengan melakukan dialog dan mentransfer ilmu yang dimiliki secara
perseorangan. Dan dengan adanya dialog
tersebut para anggota dapat terus meningkatkan kompetensinya masing-masing. Peter
Senge menyebutkan bahwa, bukan hanya menciptakan hasil yang baik untuk
organisasi, tetapi anggota dengan bersama-sama dapat lebih cepat menyerap
informasi dan tumbuh lebih cepat dari pada melakukan proses pembelajaran secara
pribadi atau perseorangan.
5.
System
Thinking / Berfikir Sistem
Berfikir
sistem merupakan landasan terpenting yang dapat mengintegerasikan setiap
individu, kegiatan, serta disiplin yang ada di dalam organisasi. Karena tanpa
mengaplikasikan berfikir sistem, individu di dalam organisasi hanya melihat
segala sesuatu yang ada secara parsial tanpa melihat dengan cara keseluruhan.
Sehingga individu tidak dapat melihat sebuah organisasi sebagai sebuah proses
yang dinamis.
Penulis: Indah Ayu Permatasari, ST